RELATIONSHIP
KNOWLEDGE FEMALE ADOLESCENCE WITH SECONDARY DISMENORRHEA IN SMA DHARMAWANGSA
MEDAN
2011
NURMALA
ABSTRACK
World
health organizatioan (WHO) describe that is grade fenomena dismenorrhea very big
in the world. Mean is more of 50% women every country feel dismenorrhea. In
United States of America prediction almost 90% women feels dismenorrhea, and
10-15% between feel heavy dismenorrhea, which cause
they can’t do of any kind activity. From the first survey can by researcher
that 8 females adolescence between 5 know about Secondary Dismenorrhea
This research is correlation study with use primary data and
secondary data. Primary data obtained from questionare result, and secondary
data obtained result of processing. The research population is female
adolescence account 150 respondents. Sample is taking 50 respondents with use quota sampling.
From research of result can know
that respondent who has good knowledge 29 female adolescence, has enough
knowledge 11 female adolescence, while lack knowledge 10 female adolescence.
From result of this research
concluded that knowledge female adolescence with secondary dismenorrhea in SMA
Dharmawangsa Medan 2011 already category to the mayority goog knowledge. It’s
recommended to female adolescence in order to mere in add knowledge and source
of information more understanding medical especially women of reproduction
medical.
Keywords : Knowledge, Secundary, Dismenorhea
Pendahuluan
Menstruasi atau yang biasa kita kenal dengan istilah haid adalah
kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena
terlepasnya lapisan endometrium uterus.
Haid biasanya terjadi setiap bulan (dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang
28 hari, ada pula yang kurang atau bahkan lebih dari itu) antara usia remaja
sampai menopause. Selama menstruasi, darah dan lapisan yang terbentuk pada
dinding rahim mengalir keluar melewati
vagina, termasuk juga sel telur yang
mati karena tidak dibuahi oleh sperma. Jumlah darah haid yang keluar pada setiap wanita pun berbeda, namun
umumnya antara 25-60 ml (Andira, 2010).
World health organizatioan (WHO) menerangkan bahwa angka kejadian nyeri haid di dunia sangat
besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara
mengalami nyeri haid. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita
mengalami dismenorea, dan 10-15% diantaranya
mengalami dismenorea berat, yang
menyebabkan mereka tidak mampu
melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008). Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta
jam kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenorea primer
(Schwarz, 1989).
Di
Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang terdiri dari
54,89% dismenorea primer dan 9,36 % dismenorea
sekunder. Di Surabaya di dapatkan 1,07 % - 1,31 %
dari jumlah penderita dismenorea datang kebagian kebidananan (Harun
Riyanto,2008).
Umumnya
siklus menstruasi terjadi secara periodik
setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut :
pada hari ke-1 sampai ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang merangsang hormon FSH. Pada waktu tersebut, sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang halpoid. Saat folikel berkembang menjadi folikel
de graaf yang masak, folikel ini
juga menghasilkan hormon estrogen
yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus
yaitu endometrium yang habis
terkelupas waktu mentruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de graaf yang masak untuk
mengadakan ovulasi yang terjadi pada
hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi
disebut fase estrus. Selain itu, LH
merangsang yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus luteum). Badan kuning
menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi mempertebal lapisan endometrium
yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat
pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan
menghilang, pembentukan progesteron
berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium
terhenti, endometrium menjadi
mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadinya perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase
menstruasi. Oleh karena itu tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk
lagi dan terjadilah proses oogenesis
kembali (Proverawati, 2009).
Menstruasi adalah proses pengeluaran darah dari uterus di sertai serpihan
selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara periodik, keadaan ini memebutuhkan
keseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron secara bergantian
(Maulana, 2009).
Dismenorea
disebabkan karena kontraksi rahim atau iskemia otot rahim dan lepasnya dinding rahim akibat prostaglandin. selain itu, bisa juga
karena faktor hormonal, psikis, atau
bahkan kecemasan yang berleihan (Winaris, 2010).
Berdasarkan
banyaknya perdarahan dapat di kategorikan normal (menghabiskan 2–3 pembalut), Hipermenorhoe (menghabiskan 5–6
pembalut), Hipomenorhoe (menghabiskan<
2 pembalut). Sedangkan kelainan kelainan dalam lamanya perdarahan di kategorikan normal (3–6), Menoragia (>6 hari), Metroragia
(perdarahan di luar siklus haid) (Srikusuma, 2009).
Sekitar 50%
dari wanita yang sedang haid mengalami dismenorea,
dan 10% mempunyai gejala yang hebat sehingga memerlukan istirahat di tempat
tidur, wanita dengan dismenorea
mempunyai lebih banyak libur kerja dan persentasinya kurang begitu baik di
sekolah dari pada wanita yang tak terkena, puncak umum insidensi adalah 20
sampai 24 jam (Hacker, 2001).
Kesehatan
reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti,
2009).
Berdasarkan
survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 8 siswi putri di SMA Dharmawangsa
Medan tahun 2011, terdapat 5 (10%) orang siswi yang mengetahui tentang dismenorea sekunder. Berdasarkan latar
belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Dengan Dismenorea
Sekunder Di SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011”.
Pengetahuan
(Knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia adalah hasil tahu dari manusia
dan ini terjadi pada setiap orang yang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
pendengaran, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010)
Remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Istilah ini menunnjukkan masa dari awal puberitas sampai tercapainya
kematangan, biasanya di mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Transisi
ke masa dewasa memang bervariasi , namun secara umum didefenisikan sebagai
waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua meraka (Misarah,
2009).
Menstruasi ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Sarwono, 2005). Mentruasi dalah perdarahan akibat
runtuhnya dinding lapisan dalam Rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa
saling berkaitan, yang bertujuan mempersiapkan Rahim menampung sel telur yang
di buahi. Bila kehamilan tidak terjadi, dinding yang sudah di persipkan akan
mengelupas (Derek, 2005).
Menstruasi adalah perdarahan secara periodi dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat
tahapan yaitu masa poliferasi, masa ovulasi, masa sekresi, dan masa haid. Dalam proses
ovulasi, yang memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Proverawati, 2009).
Dari hasil yang
pernah di teliti menurut Utama (2008) Dismenorea
atau nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid
ini timbul akibat kontraksi disritmik
miometrium yang menampilkan satu gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai
beratpada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha.
Dismenorea adalah
nyeri perut yang berasal dari kram dan terjadi selama menstruasi. Dismenorea primer terjadi jika tidak
ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenorea
sekunder terjadi jika penyebabnya adalah kelainan kandungan (Maulana,
2009).
Penyebab dismenorea antara lain ialah terjadinya
kontraksi rahim atau iskemia otot
rahim dan lepasnya dinding rahim akibat peningkatan prostaglandin. Selain itu, bisa juga nyeri haid haid karena faktor formonal, psikis,atau bahkan
kecemasan yang berlebihan (Winaris, 2010).
Selama dua hari
sebelum haid dimulai, sebanyak wanita merasa tidak enak badan. Mereka mengalami
pusing-pusing, perut kembung, letih atau mudah tersinggung dan mungkin
merasakan tekanan didaerah pinggul. Pada umumnya gejala hilang ketika haid
(Jones, 2005).
Dismenorea
primer adalah timbul sejak haid pertama dan akan pulih dengan sendirinya dengan
berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi Rahim setelah menikah dan
melahirkan. Pada umumnya nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika
dipengaruhi oleh factor psikis dan fisik dan seperti stres, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh menurun (Imam, 2010).
Dismenore
sekunder ini sangat jarang terjadi. Biasanya, terjadi pada wanita yang berusia
sebelum 25 tahun dan dapat terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenorea (Andira, 2010).
Metode
Penelitian
Jenis
penelitian ini menggunakan studi kolerasi yaitu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan remaja putri dengan Dismenorea
Sekunder Di SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011.
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Dharmawangsa
Medan Tahun 2011 mulai dari april-juli 2011.
Populasi
adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI IPA yang
berjumlah 150 orang di SMA Dharmawangsa
Medan.
Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 50 responden atau dengan
menggunakan quota sampling yang diambil dari kelas XI IPA I dan XI IPA II.
a. Data
Primer
Data yang diperoleh dari keterangan
secara langsung dan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
b. Data
Sekunder
Data yang diperoleh dari SMA
Dharmawangsa Medan.
Hasil penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
dari 50 responden di SMA
Dharmawangsa Medan Tahun 2011 mayoritas remaja berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 responden (58%), dan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 responden (22%), sedangkan minoritas remaja berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (20%).
Berdasarkan tabel tabulasi tersebut di atas, diketahui bahwa mayoritas yang
berpengetahuan baik terdapat sebanyak 29 responden (58%)
dengan19 responden (38,0%) tidak terjadi dismenorea sekunder, dan 10 responden
(20,0%) terjadi dismenorea sekunder. Sedangkan minoritas yang
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (20%)
dengan responden terjadi dismenorea sekunder 10 responden (100%).
Kesimpulan
a.
Ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan putri dengan Dismenorea Sekunder dengan nilai
signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 berarti hipotesa diterima (α
< 0,05 = Ha).
Saran
a. Bagi Pendidikan
Kebidanan Perlunya diberikan penekanan materi
tentang pengetahuan mestruasi dan
dismenorea sekunder sehingga mahasiswa dapat turut campur dalam
memberikan pengetahuan kepada remaja untuk mensukseskan program kesehatan
reproduksi.
b. Bagi
Tempat Penelitian
Lebih
meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja putri tentang
kesehatan reproduksi khususnya pengetahuan tentang dismenorea sekunder.
c.
Bagi Remaja
Diharapkan kepada remaja putri agar
untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dalam kesehatan reproduksi serta aktif
dalam menghadapi dan mencari informasi tentang masalah-masalah kesehatan
reproduksi terutama Dismenorea Sekunder dan
bagi remaja putri yang mengalami dismenorea
agar lebih memperhatikan umur pertama kali mengalami dismenorea sekunder, karena semua itu ada hubungannya dengan
tingkatan dismenorea.
d. Bagi
Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk lebih mengetahui dan dapat menambah informasi mengenai kesehatan
reproduksi, agar lebih mengembangkan dan meneliti variabel-variabel
yang lain untuk mendapat hasil yang lebih baik.
e.
Bagi Tenaga
Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada para remaja putri. Agar
remaja putri lebih mengetahui ilmu pengetahuan tentang kesehatan.
Daftar Pustaka
Andira,
D. 2010. Seluk beluk kesehatan reproduksi
wanita.Jogjakarta: A Plus Books.
Aulia.
2009. Kupas tuntas menstruasi.
Jakarta. Millestone.
Bashiruddin,
J. 2008. Masalah Gangguan Haid Dan
Infertilitas. Jakarta: FK-UI.
Baradeso,
M. DKK. 2006. Klien Gangguan Sistem
Reproduksi Dan Seksual, Jakarta:
EGC.
Boeree,
G. 2008. (General Psikologis, JAKARTA: EGC.
Jones,
L. 2005. Setiap Wanita. Jakarta:
Delaprasta publishing.
Manuaba
II DKK. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB Untuk Bidan
Jakarta: EGC.
DKK2001. Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi dan
KB. Jakarta: EGC.
Ramadhani,
A. 2010. Women’s Health, leaf production.
Winaris, W. 2010. 100
Tanya Jawab Kesehatan Untuk Remaja,
Jogjakarta: Tunas
Tublishing.
Norwitz,
E. 2007. At a Glance Obstetri Dan
Ginekologi. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo,
S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan,
Jakarta: Rineka Cipta.
S. 2007. Kesehatan Masyarakat Dan Ilmu Seni, Jakarta: Rineka Cipta.
S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati
A, DKK. 2009, Menarche, Jogjakarta: Nuha medika.
Prowirohardjo,
S. 2005. Ilmu Kandungan, Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prowirohardjo.
S. 2007. Ilmu
Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar