Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka
 photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif

Kamis, 19 September 2013

Jurnal D3 Mala


RELATIONSHIP KNOWLEDGE FEMALE ADOLESCENCE WITH SECONDARY DISMENORRHEA IN SMA DHARMAWANGSA
MEDAN 2011


NURMALA

ABSTRACK

            World health organizatioan (WHO) describe that is grade fenomena dismenorrhea very big in the world. Mean is more of 50% women every country feel dismenorrhea. In United States of America prediction almost 90% women feels dismenorrhea, and 10-15% between feel heavy dismenorrhea, which cause they can’t do of any kind activity. From the first survey can by researcher that 8 females adolescence between 5 know about Secondary Dismenorrhea
This research is correlation study with use primary data and secondary data. Primary data obtained from questionare result, and secondary data obtained result of processing. The research population is female adolescence account 150 respondents. Sample is taking 50 respondents with use quota sampling.
            From research of result can know that respondent who has good knowledge 29 female adolescence, has enough knowledge 11 female adolescence, while lack knowledge 10 female adolescence.
            From result of this research concluded that knowledge female adolescence with secondary dismenorrhea in SMA Dharmawangsa Medan 2011 already category to the mayority goog knowledge. It’s recommended to female adolescence in order to mere in add knowledge and source of information more understanding medical especially women of reproduction medical.

Keywords              : Knowledge, Secundary, Dismenorhea

Pendahuluan



Menstruasi atau yang biasa kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi setiap bulan (dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada pula yang kurang atau bahkan lebih dari itu) antara usia remaja sampai  menopause. Selama menstruasi, darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding  rahim mengalir keluar melewati vagina, termasuk juga sel telur yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma. Jumlah darah haid yang keluar pada setiap wanita pun berbeda, namun umumnya antara 25-60 ml (Andira, 2010).
World health organizatioan (WHO) menerangkan bahwa angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008). Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenorea primer (Schwarz, 1989).
Di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36 % dismenorea sekunder. Di Surabaya di dapatkan 1,07 % - 1,31 % dari jumlah penderita dismenorea datang kebagian kebidananan (Harun Riyanto,2008).
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : pada hari ke-1 sampai ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang merangsang hormon FSH. Pada waktu tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang halpoid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu mentruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (corpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadinya  perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena itu tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis kembali (Proverawati, 2009).
Menstruasi adalah proses pengeluaran darah dari uterus di sertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara periodik, keadaan ini memebutuhkan keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron secara bergantian (Maulana, 2009).
Dismenorea disebabkan karena kontraksi rahim atau iskemia otot rahim dan lepasnya dinding rahim akibat prostaglandin. selain itu, bisa juga karena faktor hormonal, psikis, atau bahkan kecemasan yang berleihan (Winaris, 2010).
Berdasarkan banyaknya perdarahan dapat di kategorikan normal (menghabiskan 2–3 pembalut), Hipermenorhoe (menghabiskan 5–6 pembalut), Hipomenorhoe (menghabiskan< 2 pembalut). Sedangkan kelainan kelainan dalam lamanya perdarahan di kategorikan  normal (3–6), Menoragia (>6 hari), Metroragia (perdarahan di luar siklus haid) (Srikusuma, 2009).
Sekitar 50% dari wanita yang sedang haid mengalami dismenorea, dan 10% mempunyai gejala yang hebat sehingga memerlukan istirahat di tempat tidur, wanita dengan dismenorea mempunyai lebih banyak libur kerja dan persentasinya kurang begitu baik di sekolah dari pada wanita yang tak terkena, puncak umum insidensi adalah 20 sampai 24 jam (Hacker, 2001).
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, 2009).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 8 siswi putri di SMA Dharmawangsa Medan tahun 2011, terdapat 5 (10%) orang siswi yang mengetahui tentang dismenorea sekunder. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Dengan Dismenorea Sekunder Di SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011”.
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia adalah hasil tahu dari manusia dan ini terjadi pada setiap orang yang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pendengaran, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010)
Remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunnjukkan masa dari awal puberitas sampai tercapainya kematangan, biasanya di mulai dari usia 14 tahun pada  pria dan usia 12 tahun pada wanita. Transisi ke masa dewasa memang bervariasi , namun secara umum didefenisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua meraka (Misarah, 2009).
Menstruasi ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Sarwono, 2005). Mentruasi dalah perdarahan akibat runtuhnya dinding lapisan dalam Rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa saling berkaitan, yang bertujuan mempersiapkan Rahim menampung sel telur yang di buahi. Bila kehamilan tidak terjadi, dinding yang sudah di persipkan akan mengelupas (Derek, 2005).
Menstruasi adalah perdarahan secara periodi dan siklik dari uterus, di sertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa poliferasi, masa ovulasi, masa sekresi, dan masa haid. Dalam proses ovulasi, yang memegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Proverawati,  2009).
Dari hasil yang pernah di teliti menurut Utama (2008) Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai beratpada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha.
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram dan terjadi selama menstruasi. Dismenorea primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenorea sekunder terjadi jika penyebabnya adalah kelainan kandungan (Maulana, 2009).
Penyebab dismenorea antara lain ialah terjadinya kontraksi rahim atau iskemia otot rahim dan lepasnya dinding rahim akibat peningkatan prostaglandin. Selain itu, bisa juga nyeri haid haid karena faktor formonal, psikis,atau bahkan kecemasan yang berlebihan (Winaris, 2010).
Selama dua hari sebelum haid dimulai, sebanyak wanita merasa tidak enak badan. Mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih atau mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan didaerah pinggul. Pada umumnya gejala hilang ketika haid (Jones, 2005).
Dismenorea primer adalah timbul sejak haid pertama dan akan pulih dengan sendirinya dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi Rahim setelah menikah dan melahirkan. Pada umumnya nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh factor psikis dan fisik dan seperti stres, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh menurun (Imam, 2010).
     Dismenore sekunder ini sangat jarang terjadi. Biasanya, terjadi pada wanita yang berusia sebelum 25 tahun dan dapat terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenorea (Andira, 2010).


Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan studi kolerasi yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri dengan Dismenorea Sekunder Di SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011.
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011 mulai dari april-juli 2011.
Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI IPA yang berjumlah  150 orang di SMA Dharmawangsa Medan.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 50 responden atau dengan menggunakan quota sampling yang diambil dari kelas XI IPA I dan XI IPA II.
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari keterangan secara langsung dan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari SMA Dharmawangsa Medan.

Hasil penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa  dari 50 responden di SMA Dharmawangsa Medan Tahun 2011 mayoritas remaja berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 responden (58%), dan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 responden (22%), sedangkan minoritas remaja berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (20%).
Berdasarkan tabel tabulasi tersebut di atas, diketahui bahwa mayoritas yang berpengetahuan baik terdapat sebanyak 29 responden (58%) dengan19 responden (38,0%) tidak terjadi dismenorea sekunder, dan 10 responden (20,0%) terjadi dismenorea sekunder. Sedangkan minoritas yang berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (20%) dengan responden terjadi dismenorea sekunder 10 responden (100%).

Kesimpulan

a.       Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan putri dengan Dismenorea Sekunder dengan nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 berarti hipotesa diterima (α < 0,05 = Ha).
Saran

a.        Bagi Pendidikan Kebidanan Perlunya diberikan penekanan materi tentang pengetahuan mestruasi dan  dismenorea sekunder sehingga mahasiswa dapat turut campur dalam memberikan pengetahuan kepada remaja untuk mensukseskan program kesehatan reproduksi.
b.       Bagi Tempat Penelitian
Lebih meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja putri tentang kesehatan reproduksi khususnya pengetahuan tentang dismenorea sekunder.
c.        Bagi Remaja
Diharapkan kepada remaja putri agar untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dalam kesehatan reproduksi serta aktif dalam menghadapi dan mencari informasi tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi terutama Dismenorea Sekunder dan bagi remaja putri yang mengalami dismenorea agar lebih memperhatikan umur pertama kali mengalami dismenorea sekunder, karena semua itu ada hubungannya dengan tingkatan  dismenorea.
d.       Bagi Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih mengetahui dan dapat menambah informasi mengenai kesehatan reproduksi, agar lebih mengembangkan dan meneliti variabel-variabel yang lain untuk mendapat hasil yang lebih baik.
e.        Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada para remaja putri. Agar remaja putri lebih mengetahui ilmu pengetahuan tentang kesehatan.


Daftar Pustaka
Andira, D. 2010. Seluk beluk kesehatan reproduksi wanita.Jogjakarta: A Plus Books.
Aulia. 2009. Kupas tuntas menstruasi. Jakarta. Millestone.
Bashiruddin, J. 2008. Masalah Gangguan Haid Dan Infertilitas. Jakarta: FK-UI.
Baradeso, M. DKK. 2006. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksual, Jakarta:
 EGC.
Boeree, G. 2008. (General Psikologis, JAKARTA: EGC.
Jones, L. 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delaprasta publishing.
Manuaba II DKK. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Bidan
Jakarta: EGC.
                       DKK2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi dan
                KB. Jakarta: EGC.
Ramadhani, A. 2010. Women’s Health, leaf   production.
Winaris, W. 2010. 100 Tanya Jawab Kesehatan   Untuk Remaja, Jogjakarta: Tunas
               Tublishing.
Norwitz, E. 2007. At a Glance Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:   Rineka Cipta.
                            S. 2007. Kesehatan Masyarakat Dan Ilmu Seni, Jakarta: Rineka Cipta.
                          S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati A, DKK. 2009, Menarche,  Jogjakarta: Nuha medika.
Prowirohardjo, S. 2005. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono  Prowirohardjo.
                           S. 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prowirohardjo.
                                                















Tidak ada komentar :

Posting Komentar