BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina
atau jalan lain ke dunia luar.
Angka kematian ibu di Indonesia masih
tergolong tinggi ,angka tersebut masih jauh dari target MDG’s ( Millineum Development Goal’s ) yang diharapkan
yaitu 125/100.000 kelahiran hidup (visi Indonesia 2015). Penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan
oleh beberapa factor langsung yaitu 4 T: Terlambat mendeteksi ibu hamil resiko
tinggi,terlambat mengambil keputusan keluarga,terlambat mencapai fasilitas
rujukan dan terlambat mendapat pertolongan difasilitas rujukan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita
hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di
negara miskin, sekitar 20- 50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang
berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai
badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu
dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun
(WHO, 2008). Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala
/ ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248
per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka
kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial,
budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender,
dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi,
eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya
penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.
Perkembangan
dunia Internasional sangat ditujukan dalam pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas SDM serta angka kesakitan dan angka kematian pada wanita
dan bersalin harus dimulai sejak dini. Oleh karena itu persalinan yang aman
sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan dikemudian hari.
Sebagai tenaga
kesehatan khususnya bidan diharapkan kita untuk dapat melakukan perhatian
tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat
digunakan untuk menilai pencapaian hasil. Pelayanan/asuhan intranatal merupakan
cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan dalam
persalinan agar nantinya dapat dicegah dan dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi.
II.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dalam penulisan
dan penyusunan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan
kebidanan pada klien dengan ibu bersalin fisiologis.
2. Tujuan Khusus
·
Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan pengkajian data pada klien denganpersalinan
fisiologis
·
Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan analisa data pada klien dengan persalinan
fisiologis.
·
Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada
klien.
·
Mahasiswa
diharapkan mampu melakukan tindakan segera kepada klien dengan persalinan
fisiologis
·
Mahasiswa
diharapkan mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada klien dengan
persalinan fisiologis.
·
Mahasiswa
diharapkan mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada
klien dengan persalinan fisiologis.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1 PERSALINAN / PARTUS
Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina
atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan
letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan
istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan
bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi,
embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
2.2 SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1.
Penurunan
fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang.
2.
Tekanan pada
ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi
kontraksi otot polos uterus
3.
Iskemia
otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4.
Peningkatan
beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM).
2.3 PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR
“P” UTAMA
Power
His
(kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan
jalan lahir
Passanger
Keadaan
janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor)
(++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
(++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
2.4 PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
HIS
His adalah gelombang kontraksi
ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana
tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi
tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah
kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke
luar.
Terjadinya his, akibat :
1.
Kerja hormon
oksitosin
2.
Regangan dinding
uterus oleh isi konsepsi
3.
Rangsangan terhadap
pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang
baik dan ideal meliputi :
1.
kontraksi
simultan simetris di seluruh uterus
2.
kekuatan
terbesar (dominasi) di daerah fundus
3.
terdapat periode
relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4.
terdapat
retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5.
serviks
uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif
dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun
akan terbuka.
Nyeri
persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi
serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi
sensasi nyeri.
2.
peregangan
vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang
nyeri.
3.
keadaan
mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap
stress
Pengukuran
kontraksi uterus
1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian
pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2.
frekuensi :
jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg
terhadap frekuensi).
Sifat his
pada berbagai fase persalinan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap
10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3
cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1
lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir Terjadi peningkatan rasa nyeri,
amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90
detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60
mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan
kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan
bayi.
Kala 3
Amplitudo
60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta
dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
PERSALINAN KALA 1 :
FASE
PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin
sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih
banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap
(pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput
ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten :
pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
1.
fase
akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm
2.
fase
dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm
3.
fase
deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan
kala 1
1. keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya
sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran
antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2.
ostium uteri
internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar
3. selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)
pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
1. pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih
dahulu sebelum terjadi pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
2.
pada
primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) – pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti garis lebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam)
dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada
fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
PERSALINAN KALA 2 :
FASE
PENGELUARAN BAYI
Dimulai pada
saat pembukaan serviks telah lengkap.
Berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa
penting pada persalinan kala 2
1.
Bagian
terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul
perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3.
Perineum
meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4.
Kepala
dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum
untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2
pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin
dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.
Kepala turun
ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
3.
Fleksi :
kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala).
4.
Rotasi
interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.
Ekstensi :
setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi,
hidung, mulut, dagu.
6.
Rotasi
eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu
rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior
sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.
Ekspulsi :
setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan
dan belakang, tungkai dan kaki.
PERSALINAN KALA 3 :
FASE
PENGELUARAN PLASENTA
Dimulai pada saat bayi telah lahir
lengkap.Berakhir dengan lahirnya plasenta.Kelahiran plasenta : lepasnya
plasenta dari insersi pada dinding uterus, sertapengeluaran plasenta dari kavum
uteri.Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal Matthews-Duncan)
jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan
marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta
di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras,
fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok
penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.
Tanda-tanda persalinan:
Lendir
Bercampur Darah
Pengeluaran lendir bercampur darah.
Terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga
menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah.
Apa yang harus dilakukan:
Pengeluaran darah dan lendir dapat
terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai anda mendapat
kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi kerumah
sakit.
Anda harus menghubungi dokter anda
bila terjadi pendarahan hebat.
Air
Ketuban Pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi
bayi pecah sehingga air ketuban keluar ( Normal air ketuban adalah cairan yang
bersih, jernih dan tidak berbau).
Apa yang harus dilakukan:
Hubungi dokter anda dan segera ke
rumah sakit, walaupun anda belum merasakan kontraksi, karena ini menjadi resiko
infeksi. Sementara diperjalanan gunakan pembalut wanita untuk dapat menyerap
cairan ketuban anda.
Kontraksi
Yang Teratur
Tidak seperti kontraksi Braxton
hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula kontraksi hanya sebentar
kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di
kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim,
dan nyeri tidak hilang/kurang dengan istirahat atau elusan.
Apa yang harus dilakukan:
Ketika kontraksi
nampak teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu
antara satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi
berlangsung. Persalinan hanya terjadi bila kontraksi menjadi semakin dekat 40
detik antara kontraksi lainnya. Persalinan pertama kali akan berlangsung 12-14
jam sehingga lebih baik anda menunggu dirumah sambil beristirahat mengumpulkan
energi untuk persalinan.
BAB III
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU
BERSALIN (INC)
I.
Pengkajian
A. IDENTITAS
Nama : Ny.L Nama
Suami : Tn. A
Umur : 24 tahun Umur : 30 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl.
Helvetia No. 8 Alamat : Jln. Helvetia No.8
B. ANAMNESA
Pada
tanggal : 17-06-2011 Pukul : 16.00
Wib
1) Keluhan utama :
Perut
mules disertai pengeluaran lendir bercampur darah
2) Riwayat Kehamilan ini
2.1 Riwayat menstruasi
HPHT : 06-09-2010
TTP : 13-06-2011
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 Hari
Banyaknya : 2-3 x ganti doek
Konsistensi
: Encer
Dismenorhoe : Tidak ada
Siklus
: 28 hari
2.2
Pergerakan fetus dirasakan pertama kali :
- Umur kehamilan 18 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : Ada, 10-20 x
2.3
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini
- Trimester I : Mual dan muntah
- Trimester II : tidak ada
- Trimester III : tidak ada
2.4 Tanda-tanda persalinan
Kontraksi : Ada,
sejak pukul 08.00 Wib
Kekuatan : Adekuat
Frekuensi : 3 x dalam 10 menit
Lamanya : 20 detik
2.5 Pengeluaran pervaginam
Lendir
campur darah : Ada
Warna : Merah jambu
2.6 Riwayat imunisasi
TT
2 x à TT I :
08-04-2011
TT II : 08-05-2011
2.7 Pola Eliminasi :
BAB : 1 x /hari
BAK : 10 x sehari
2.8 Pola makan dan minum : Teratur
2.9 Pola tidur :
Malam
: 8 – 9 jam
Siang
: 1 – 2 jam
3)
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
|
Tgl/Thn Persalinan
|
Tempat Pertolongan
|
Umur Kehamilan
|
Jenis Persalinan
|
Penolong
|
Penyakit Lainnya
|
Anak
|
|||
JK
|
BB
|
PB
|
Keadaan
|
|||||||
1
|
2/3/2005
|
Klinik bidan
|
Aterm
|
Spontan
|
Bidan
|
Tidak ada
|
Lk
|
3500gr
|
50 cm
|
baik
|
2
|
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
|
I
|
N
|
I
|
|
PEMERIKSAAN UMUM
2) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan
emosional : Stabil
3) Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Temp. : 37 0C
Pols : 80 x/i
RR : 20 x/i
TB : 152 cm
BB : 56 Kg
C. PEMERIKSAAN FISIK
1) Muka
Kelopak
mata : Tidak ada oedema
Refleks : (+)
Konjungtiva : Merah jambu
Sklera : Tidak ikterus
2)
Mulut dan gigi :
Lidah dan geraham : Bersih, tidak
stomatitis
Gigi : Tidak ada caries
3) Kel. Thyroid à
Pembesaran : Tidak ada
4)
Kel. Getah bening
à Pembesaran : Tidak ada
5) Dada
Jantung : Tidak ada kelainan
Payudara à Pembesaran : Ka/Ki
Putting susu :
Menonjol Ki/Ka
Simetris :
Ya
Benjolan :
Tidak ada
Pengeluaran :
Ada Colostrum
Rasa
nyeri : Tidak ada
6) Punggung dan pinggang
Posisi
tulang belakang : Lordosis
Pinggang : Tidak ada kelainan
7)
Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi :
Tidak ada
Kemerahan :
Tidak ada
Varices :
Tidak ada
Refleks :
Ada, ka (+) ki (+)
8)
Abdomen
Bekas luka operasi :
Tidak ada
Konsistensi :
Keras
Pembesaran hati :
Tidak ada
Strie :
Alba
Linea :
Garis kehitaman (Nigra)
Kandung
kemih : Kosong
D. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1) Palpasi uterus
TFU : 36 cm
Kontraksi : Ada
Fetus : Letak : Membujur
Posisi :
Punggung kiri
Pergerakan :
Ada
TBBJ :
(36-11) x 155 = 3875gr
2) Auskultasi
Djj :
136 x/i.
Frekuensi :
(11+12+11) (reguler)
Punctum max :
Kuadran kanan bawah pusat
3) Ano-genital (Inspeksi)
Perineum : Menonjol
Vulva à Warna :
Merah
Luka : Tidak ada
Vistula : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam :
Ada
Warna : Merah
Konsistensi :
Encer Jumlah: 10 cc/1x ganti doek
Kelenjar Bartholini à Pembengkakan : Tidak ada
Anus à Haemorhoid : Tidak ada
4)
Pemeriksaan dalam, atas indikasi : inpartu Pukul
: 08.30 Wib
Pembukaan :
5 cm
Serviks :
Tidak teraba
Penurunan kepala :
3/5
Ketuban :
Utuh
Posisi Portio :
Tidak teraba
Posisi :
UUK depan
5) Panggul Luar :
Distancia Spinarum kanan dan kiri :
24 cm
Distancia Kristarum kanan dan kiri : 28 cm
Konjugata eksterna :
20 cm
Lingkar panggul :
88
cm
6) Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb :11 gr%
Urine :
Tidak dilakukan
Protein :
Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu inpartu kala I fase aktif, G : II, P : I,
Ab : 0, Usia kehamilan 40 minggu, Janin hidup, Tunggal, Presentase kepala, Pu-Ki, Ibu merasa lelah
Data Dasar :- Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, pernah
melahirkan dan tidak pernah keguguran.
- HPHT : 06-09-2010
- TTP : 13-06-2011
-
TFU : 36 cm
-
Teraba hanya 1 bagian yang panjang dan memapan. 1 bagian
yang bulat dan lembek serta 1 bagian yang bulat, keras dan melenting.
-
Bagian yang panjang dan Memapan dibagian kiri rahim/
perut ibu.
-
Bagian terbawah janin adalah bulat, keras dan melenting
(kepala).
-
Punctum maximum kuadran kanan bawah pusat
Djj : 140 x/menit
-
VT
:
Pembukaan : 5 cm
Penurunan kepala : Hodge III
Ketuban : Utuh
- His :
3 x / 10 Menit, Durasi : 40 detik.
Masalah : Nyeri pada daerah perut yang menjalar sampai
ke pinggang
Data Dasar : -
Adanya his 3 x dalam 10 menit
-
Ibu
meringis kesakitan
-
Ibu
tampak gelisah
Kebutuhan : - Informasi hasil pemeriksaan
- Kebutuhan Cairan dan
Nutrisi
- Support Mental
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Kala
I fase aktif memanjang
IV.
TINDAKAN SEGERA
Memimpin
pertolongan persalinan normal
V.
PERENCANAAN
1. Berikan informasi tentang keadan ibu dan hasil
pemeriksaan
2.Berikan
support mental pada ibu
3. Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan
ibu
4.Monitoring
keadaan ibu dan janin
5.Lakukan
persiapan alat persalinan
6.Ajarkan
pada ibu cara meneran
VI.
PELAKSANAAN
1. Menginformasikan keadaan ibu dan hasil
pemeriksaan, ibu sudah menandakan akan bersalin dengan pembukaan 5 cm, ketuban
belum pecah, janin baik.
Vital
sign :
TD : 110/70 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 20
x/menit
Temp : 37 0C
2.
Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa
proses persalinan akan berjalan normal
3.
Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi
teh manis sebanyak 200 cc sesuai kebutuhan ibu
4.
Menganjurkan kepada ibu cara mengedan dengan cara menarik
nafas panjang dan dibatukkan.
5. Menyiapkan persiapan alat-alat
persalinan
-
BAK INSTRUMEN, berisi :
a.
Partus Set
A 2 pasang handscone
A 2 pasang arteri klem
A 1 buah gunting tali pusat
A 1 benang tali pusat
A 1 buah ½ koher
A 1 buah alas bokong steril
A Kain kassa steril secukupnya
b.
Heacting Set
A 1 pasang handscone
A 1 buah nald powder
A 1 buah nald hecting
A 1 buah pinset anatomis
A 1 buah pinset Cirurguis
A Benang cut gut
A Kain kassa steril secukupnya
c.
Emergency Set
A Kateter nelaton
A Slim secher
A Gunting episiotomi
-
PERLENGKAPAN IBU,BAYI DAN
PENOLONG:
A Kaca mata
A Masker
A Penutup kepala
A Celemek
A Under head
A Handuk ibu
A Gurita, baju & popok bayi
A Kain bedong bayi
A Sarung
A Baju ibu
A Doek
-
PERSIAPAN OBAT-OBATAN, yaitu :
A Oxitosin 10 UI
A Lidocain 10%
A Infus set
A Spuit 3 dan 10 cc
A Kapas alkohol pada tempatnya
-
ALAT-ALAT NON STERIL, yaitu :
A Nierbekken
A Korentang dalam tempatnya
A Kain berisi kapas cebok
A Kain berisi chlorin 0,5%
A Kom berisi larutan DTT
A Piring plasenta
A Sarung tangan rumah tangga
A Semprot chlorin 0,1%
A Pispot
A Tempat sampah basah
A Tempat sampah kering
A Tempat sampah tajam
A Monoral
A Washlap
A Sepatu boot
A Handuk good morning
A Stetoskop
A Tensi meter
A Temperatur
-
ALAT-ALAT RESUSITASI, yaitu :
A Sungkup
A Mukus
A 1 botol besar
berisi air untuk mengukur tekanan 30 ml
A 1 botol kecil berisi air untuk mengukur
tekanan 20 ml
A Kassa steril
A Meja resusitasi
A Ganjalan kepala
VII.
EVALUASI
Pukul
: 16. 00Wib
1.
Keadaan umum ibu baik dengan vital sign :
TD : 120/70 mmHg
Pols :
80x/menit
RR :
20x/menit
Temp : 37 0C
2.
Keadaan janin baik dengan DJJ 140x/menit dan Kemajuan
persalinan his kuat 3 x /10 menit
3. Kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi
4.
Alat-alat persalinan ibu telah disediakan
5. Adanya perasaan ingin meneran
6. Hasil monitor terlampir dalam partograf
DATA PERKEMBANGAN KALA
II
Pukul : 16.10 WIB
I.
PENGKAJIAN
Data Subjektif :
-
Ibu
mengatakan ingin BAB
-
Ibu
mengeluh mules semakin kuat
Data Objektif
-
His kuat 3x/10 menit dengan durasi 40 detik
-
Tekanan
anus
-
Perineum
menonjol
-
Vulva
membuka
-
Pembukaan
lengkap
-
Portio
tidak teraba lagi
-
Penurunan
kepala 0/5
-
Posisi
UUK kanan depan
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu
inpartu kala II
Data Dasar : - His
ada, frekuensi 3x/10 menit
-
VT
:
·
Pembukaan
serviks 10 cm
·
Portio
tidak teraba lagi
·
Tekanan
pada anus
·
Perineum
menonjol
·
Vulva
membuka
·
Ketuban
dipecahkan, warna jernih
Data
Dasar : kepala
telah tampak di vulva dan ibu meneran
Kebutuhan : bantu proses persalinan normal
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak
ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Menolong
persalinan normal
1. Informasikan tentang hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarga
2. Berikan support mental pada ibu
3.
Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan
ibu
4.
Berikan infomed concent pada keluarga dan suami
5.
Anjurkan ibu mengatur posisi yang menurut ibu nyaman
6.
lakukan penanganan bayi
VIII.
PELAKSANAAN
1) Menginformasikan keadaan ibu dan hasil
pemeriksaan bahwa ibu sedang berada pada proses persalinan, kepala bayi telah
lahir tetapi bahu belum lahir
TD : 110/80 mmHg
Pols : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Temp : 37 0C
2)
Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa
proses persalinan akan berjalan normal
3)
Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi
teh manis sebanyak 200 cc sesuai kebutuhan ibu
4)
Memberikan infomed concent pada ibu dan suami agar
menyetujui tindakan yang akan dilakuakan
5)
Menganjurkan pada ibu untuk mengatur posisi yang menurut
ibu nyaman
6) Penanganan
bayi
·
Melakukan penilaian Apgar
·
Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu
pada lengan tangan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah
penolong, nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan (ekstensi) bila tali pusat terlalu pendek,
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan.
·
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan
bayi kecuali bagian tali pusat.
·
Berikan bayi pada ibu untuk inisiasi menyusui dini (IMD),
kemudian kita melihat apakah ada anak kedua
·
Kemudian ibu disuntik Oxytosin 10 IU/IM.
·
Menjepit tali pusat diantara kedua klem menggunakan klem
kira-kira 3 cm dari umbilikus ke bayi.
·
Melakukan pengurutan tali pusat ke arah ibu dan memasang
klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
·
Memegang tali pusat diantara jari-jari tangan kiri,
memotong tali pusat diantara kedua klem
·
Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering
·
Membungkus
bayi hingga kepala
VI.
EVALUASI
Pukul
: 16.20 Wib
1. Bayi lahir spontan, aterm, LBK, segera
menangis, air ketuban jernih, bayi sehat, tidak asfiksia, dan kelainan
kongenital tidak ada
2.
Keadaan umum ibu baik, ibu memasuki kala III
3.
Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi
uterus baik, volume perdarahan ± 150 cc
4.
Sudah dilakukan bonding attachment, tanda-tanda hipotermi
tidak ada
5. Bayi sudah disusukan oleh ibunya
6. Keadaan janin baik
BB :
3600 gr
PB :
49 cm
JK :
Perempuan
DATA PERKEMBANGAN KALA
III
Pukul : 16.25 Wib
I.
PENGKAJIAN
Data Subjektif :
Ibu
mengeluh rasa mules
Data Objektif :
1. Keadaan umum ibu baik
Vital
Sing :
TD : 120/80 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 20
x/menit
Temp : 36,5 0C
2. TFU :
Setinggi pusat
3.
Tali pusat memanjang, sedikit semburan darah, kontraksi
uterus baik, uterus globuler
4. Konsistensi uterus : Keras
5. Kontraksi uterus : Adekuat
6. Perdarahan : ± 100 cc
7.
Laserasi jalan lahir :
Tidak ada
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH
DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu
parturen Kala III
Data
Dasar : - Tali pusat memanjang
-
Sedikit semburan darah yang tiba-tiba
- Kontraksi uterus baik
Masalah : Perut
ibu mules
Data Dasar : Ibu
mengeluh perutnya sakit
Kebutuhan : Lahirkan
plasenta
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Pemberian
Oxytosin 10 IU/IM
V.
PERENCANAAN
1. Letakkan (dekatkan) piring penampung
plasenta
2. Kaji
tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Massase perut ibu
5.Awasi perdarahan
VI.
PELAKSANAAN
1. Meletakkan piring penampung plasenta ke
dekat ibu
2. Mengkaji tanda-tanda pelepasan plasenta
-
Tali
pusat bertambah panjang
-
Adanya
semburan darah secara tiba-tiba
-
Uterus
globuler
-
Konsistensi
uterus keras
3. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di
atas simpisis ke arah dorso kranial dan tangan kanan menarik tali pusat sejajar
dengan lantai
4. Memassase perut
ibu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta.
5. Mengawasi terjadinya perdarahan
VII.
EVALUASI
Tanggal
: 15-06-2011 Pukul : 16.30 Wib
1. Plasenta sudah lahir lengkap
2. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kontraksi uterus baik
DATA PERKEMBANGAN KALA IV
Pukul : 16.40 Wib
I.
PENGKAJIAN
Data Objektif :
-
Ibu
mengatakan rasa nyeri kembali lagi
Data Subjektif :
-
Plasenta
sudah lahir - Perdarahan ± 100 cc
-
Kontraksi uterus baik -
TFU 2 jari di bawah pusat
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH
DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Ibu parturient Kala IV
Data Dasar : -
Plasenta sudah lahir lengkap
-
TFU 2 jari di bawah psuat
-
Kontraksi
uterus baik
Masalah : Ibu
lelah
Data Dasar : Ibu
baru selesai melahirkan
Kebutuhan : - Beri
nutrisi dan cairan
-
Istirahat
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
PPH
IV.
TINDAKAN SEGERA
Observasi
keadaan umum ibu
V.
PERENCANAAN
Pukul
: 17.40 Wib
1. Informasikan observasi keadaan umum ibu
2. Observasi keadaan ibu
3. Bersihkan ibu dari darah
4. Beri nutrisi dan cairan pada ibu
5. Pindahkan ibu ke ruang nifas
VI.
PELAKSANAAN
1. Menginformasikan pada ibu dan keluarga
tentang hasil tindakan yang telah dilakukan
yaitu bayi telah dilahirkan beserta plasentanya.
2. Mengobservasi keadaan ibu 2 jam kala IV
di mana pada 1 jam pertama 1 x 15 menit dan
jam kedua 1 x 30 menit dengan memantau
vital sign perdarahannya dan kontraksi uterus serta Vulblass dll.
3.
Membersihkan ibu dengan mengelap darah dengan air DTT dan
memakaikan bajunya beserta doeknya
4. Memindahkan ibu ke ruang nifas
5. Memberikan ibu
makanan dan minuman sesuai kebutuhan.
VII.
EVALUASI
Pukul
: 17 Juni 2011
1. Keadaan umum ibu baik, vital sign :
TD :
120/70 mmHg
Pols : 80
x/i
RR : 22
x/i
Temp : 37 0C
2. Perdarahan ± 100 cc dan cairan dan
nutrisi telah terpenuhi
3. Ibu telah dibersihkan
4. Ibu telah
dipindahkan ke ruangan nifas
5. Hasil semuanya
dicatat ke dalam partograf
BAB
IV
KESIMPULAN
1.
Kesimpulan
Dalam
asuhan kebidanan pada asuhan kebidanan pada ibu bersalin harus dilakukan
pengkajian data dengan sangat teliti dan selengkap mungkin. Data yang diperoleh
ini adalah diperlukan untuk melakukan tindakan atau langkah selanjutnya. Dan
dari analisa data hasil pengkajian maka akan ditemukan suatu diagnosa atau
masalah dari klien. Kemudian kita lakukan rencana tindakan. Tetapi disini
pelaksanaan tindakan haruslah disesuaikan dengan prioritas masalah dan
berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Kemudian setelah itu kita lakukan
evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan untuk melihat dan memberikan
penilaian terhadap kelancaran atau beasil tidaknya asuhan kebidanan yang telah
dilakukan.
2.
Saran
a. Bidan
Bidan dalam melakukan
asuhan kebidanan harus sesuai dengan standar asuhan kebidanan sehingga masalah
yang dihadapi klien dapat cepat teratasi.
b. Klien
Klien harusnya dapat
bekerja sama dengan lebih baik dengan petugas kesehatan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar