Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka
 photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif

Rabu, 09 Oktober 2013

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi ,angka tersebut masih jauh dari target MDG’s ( Millineum Development Goal’s ) yang diharapkan yaitu 125/100.000 kelahiran hidup (visi Indonesia 2015). Penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa factor langsung yaitu 4 T: Terlambat mendeteksi ibu hamil resiko tinggi,terlambat mengambil keputusan keluarga,terlambat mencapai fasilitas rujukan dan terlambat mendapat pertolongan difasilitas rujukan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20- 50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008). Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.  
Perkembangan dunia Internasional sangat ditujukan dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM serta angka kesakitan dan angka kematian pada wanita dan bersalin harus dimulai sejak dini. Oleh karena itu persalinan yang aman sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan dikemudian hari.
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan kita untuk dapat melakukan perhatian tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian hasil. Pelayanan/asuhan intranatal merupakan cara penting untuk memonitor serta mendeteksi dini adanya kelainan dalam persalinan agar nantinya dapat dicegah dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

II.                TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Dalam penulisan dan penyusunan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan ibu bersalin fisiologis.
2.     Tujuan Khusus
·         Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian data pada klien denganpersalinan fisiologis
·         Mahasiswa diharapkan mampu melakukan analisa data pada klien dengan persalinan fisiologis.
·         Mahasiswa diharapkan mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada klien.
·         Mahasiswa diharapkan mampu melakukan tindakan segera kepada klien dengan persalinan fisiologis
·         Mahasiswa diharapkan mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada klien dengan persalinan fisiologis.
·         Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan yang akan dilakukan pada klien dengan persalinan fisiologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 PERSALINAN / PARTUS
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea.
2.2 SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN
1.      Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
2.      Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus
3.      Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi.
4.      Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan (DIAGRAM).





2.3 PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR “P” UTAMA
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage
Keadaan jalan lahir
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(++ faktor2 “P” lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
2.4 PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)
Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi

HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his, akibat :
1.      Kerja hormon oksitosin
2.      Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3.      Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1.      kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2.      kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3.      terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4.      terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5.      serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1.      iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2.      peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3.      keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4.      prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
1.      amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak lambat.
2.      frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3.      satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase persalinan
Kala 1 awal (fase laten)
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
Kala 2
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.
Kala 3
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).

PERSALINAN KALA 1 :
FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
1.      fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm
2.      fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm
3.      fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala 1
1.      keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2.      ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar
3.      selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida berbeda dengan pada multipara :
1.      pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan – pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan
2.      pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah) – pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
3.      periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.





PERSALINAN KALA 2 :
FASE PENGELUARAN BAYI
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.
Berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2
1.      Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.      Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3.      Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4.      Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5.      Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
1.      Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2.      Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3.      Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4.      Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5.      Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6.      Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7.      Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap.Berakhir dengan lahirnya plasenta.Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, sertapengeluaran plasenta dari kavum uteri.Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.




KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.

Tanda-tanda persalinan:
Lendir Bercampur Darah
Pengeluaran lendir bercampur darah. Terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah.

Apa yang harus dilakukan:
Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai anda mendapat kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi kerumah sakit.
Anda harus menghubungi dokter anda bila terjadi pendarahan hebat.

Air Ketuban Pecah
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga air ketuban keluar ( Normal air ketuban adalah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau).
Apa yang harus dilakukan:
Hubungi dokter anda dan segera ke rumah sakit, walaupun anda belum merasakan kontraksi, karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalanan gunakan pembalut wanita untuk dapat menyerap cairan ketuban anda.
Kontraksi Yang Teratur
Tidak seperti kontraksi Braxton hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula kontraksi hanya sebentar kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim, dan nyeri tidak hilang/kurang dengan istirahat atau elusan.

Apa yang harus dilakukan:
Ketika kontraksi nampak teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu antara satu kontraksi dengan kontraksi berikut, dan lamanya kontraksi berlangsung. Persalinan hanya terjadi bila kontraksi menjadi semakin dekat 40 detik antara kontraksi lainnya. Persalinan pertama kali akan berlangsung 12-14 jam sehingga lebih baik anda menunggu dirumah sambil beristirahat mengumpulkan energi untuk persalinan.














BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN (INC)

I.                   Pengkajian

A.    IDENTITAS

Nama               : Ny.L                          Nama Suami    : Tn. A
Umur               : 24 tahun                    Umur               : 30 Tahun
Suku/Bangsa   : Batak/Indonesia        Suku/Bangsa   : Jawa/Indonesia
Agama             : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan      : D3                             Pendidikan      : S1
Pekerjaan         : PNS                           Pekerjaan         : PNS
Alamat                        : Jl. Helvetia No. 8      Alamat                        : Jln. Helvetia No.8

B.     ANAMNESA

Pada tanggal               : 17-06-2011    Pukul : 16.00 Wib
1)      Keluhan utama      :
Perut mules disertai pengeluaran lendir bercampur darah
2)      Riwayat Kehamilan ini
2.1    Riwayat menstruasi
HPHT             : 06-09-2010
TTP                : 13-06-2011
Menarche       : 14 tahun
Lamanya        : 7 Hari
Banyaknya     : 2-3 x ganti doek                   
Konsistensi     : Encer
Dismenorhoe  : Tidak ada
Siklus             : 28 hari
2.2    Pergerakan fetus dirasakan pertama kali :
-      Umur kehamilan 18 minggu
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir         : Ada, 10-20 x
2.3    Keluhan yang dirasakan pada kehamilan ini
-      Trimester I            : Mual dan muntah
-      Trimester II          : tidak ada
-      Trimester III         : tidak ada
2.4    Tanda-tanda persalinan
Kontraksi        : Ada,  sejak pukul 08.00 Wib
Kekuatan         : Adekuat
Frekuensi         : 3 x dalam 10 menit
Lamanya         : 20 detik
2.5    Pengeluaran pervaginam
Lendir campur darah  : Ada
Warna                         : Merah jambu
2.6    Riwayat imunisasi
TT 2 x à        TT I     : 08-04-2011
                       TT II    : 08-05-2011

2.7    Pola Eliminasi            :
BAB   : 1 x /hari
BAK  : 10 x sehari
2.8    Pola makan dan minum          : Teratur
2.9    Pola tidur       :
Malam            : 8 – 9 jam
Siang              : 1 – 2 jam
3)      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tgl/Thn Persalinan
Tempat Pertolongan
Umur Kehamilan
Jenis Persalinan
Penolong
Penyakit Lainnya
Anak
JK
BB
PB
Keadaan
1
2/3/2005
Klinik bidan
Aterm
Spontan
Bidan
Tidak ada
Lk
3500gr
50 cm
baik
2
H
A
M
I
L

I
N
I

            PEMERIKSAAN UMUM
2)      Keadaan umum                 : Baik
Kesadaran                         : Compos Mentis
Keadaan emosional           : Stabil
3)      Tanda vital
TD             : 110/70 mmHg
Temp.        : 37 0C
Pols           : 80 x/i
RR             : 20 x/i
TB             : 152 cm
BB             : 56 Kg

C.    PEMERIKSAAN FISIK

1)      Muka
Kelopak mata        : Tidak ada oedema
Refleks                  : (+)
Konjungtiva          : Merah jambu
Sklera                    : Tidak ikterus
2)      Mulut dan gigi      : Lidah dan geraham   : Bersih, tidak stomatitis
Gigi                               : Tidak ada caries
3)      Kel. Thyroid          à  Pembesaran             : Tidak ada
4)      Kel. Getah bening    à  Pembesaran          : Tidak ada
5)      Dada
Jantung                  : Tidak ada kelainan
Payudara               à Pembesaran : Ka/Ki
Putting susu          : Menonjol Ki/Ka
Simetris                 : Ya
Benjolan                : Tidak ada
Pengeluaran           : Ada Colostrum
Rasa nyeri             : Tidak ada
6)      Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang       : Lordosis
Pinggang                           : Tidak ada kelainan
7)      Ekstremitas atas dan bawah        : Oedema   : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi           : Tidak ada
Kemerahan                                 : Tidak ada
Varices                                        : Tidak ada
Refleks                                       : Ada, ka (+) ki (+)
8)      Abdomen 
Bekas luka operasi            : Tidak ada
Konsistensi                        : Keras
Pembesaran hati                : Tidak ada
Strie                                   : Alba
Linea                                 : Garis kehitaman (Nigra)
Kandung kemih                : Kosong

D.    PEMERIKSAAN  KEBIDANAN

1)      Palpasi uterus 
TFU                             : 36 cm
Kontraksi                    : Ada
Fetus                           : Letak             : Membujur
                                      Posisi             : Punggung kiri
                                      Pergerakan    : Ada
                                      TBBJ             : (36-11) x 155 = 3875gr
2)     Auskultasi
Djj                               : 136 x/i.
Frekuensi                     : (11+12+11)  (reguler)
Punctum max              : Kuadran kanan bawah pusat
3)      Ano-genital (Inspeksi)
Perineum                     : Menonjol
Vulva  à        Warna  : Merah
Luka                            : Tidak ada
Vistula                         : Tidak ada
Varices                        : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam         : Ada
  Warna            : Merah
                          Konsistensi    : Encer Jumlah: 10 cc/1x ganti doek
Kelenjar Bartholini      à        Pembengkakan            : Tidak ada
Anus                            à        Haemorhoid                : Tidak ada
4)      Pemeriksaan dalam, atas indikasi : inpartu     Pukul   : 08.30 Wib
Pembukaan                  : 5 cm
Serviks                        : Tidak teraba
Penurunan kepala        : 3/5
Ketuban                      : Utuh
Posisi Portio                : Tidak teraba
Posisi                           : UUK depan
5)      Panggul Luar   :
Distancia Spinarum kanan dan kiri     : 24 cm
Distancia Kristarum kanan dan kiri    : 28 cm
Konjugata eksterna                             : 20 cm
Lingkar panggul                                  : 88 cm
6)      Pemeriksaan laboratorium
Darah                          : Hb                 :11 gr%
Urine                           : Tidak dilakukan
Protein                         : Tidak dilakukan
Glukosa                       : Tidak dilakukan

II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa       : Ibu inpartu kala I fase aktif, G : II, P : I, Ab : 0, Usia kehamilan 40 minggu, Janin hidup, Tunggal, Presentase kepala,   Pu-Ki, Ibu merasa lelah
Data Dasar    :-    Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran.
                       -    HPHT         : 06-09-2010
                       -    TTP             : 13-06-2011
-    TFU             : 36 cm
-    Teraba hanya 1 bagian yang panjang dan memapan. 1 bagian yang bulat dan lembek serta 1 bagian yang bulat, keras dan melenting.
-    Bagian yang panjang dan Memapan dibagian kiri rahim/ perut ibu.
-    Bagian terbawah janin adalah bulat, keras dan melenting (kepala).
-    Punctum maximum kuadran kanan bawah pusat
Djj   : 140 x/menit
-    VT   :
Pembukaan              : 5 cm
Penurunan kepala    : Hodge III
Ketuban                   : Utuh
                                    -  His    : 3 x / 10 Menit, Durasi : 40 detik.
Masalah        :  Nyeri pada daerah perut yang menjalar sampai ke pinggang
Data Dasar   :  -  Adanya his 3 x dalam 10 menit
-    Ibu meringis kesakitan
-    Ibu tampak gelisah
             Kebutuhan   : -   Informasi hasil pemeriksaan
-   Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
                                    -   Support Mental
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Kala I fase aktif memanjang
IV.             TINDAKAN SEGERA
Memimpin pertolongan persalinan normal
V.                PERENCANAAN
1. Berikan informasi tentang keadan ibu dan hasil pemeriksaan
2.Berikan support mental pada ibu
3. Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan ibu
4.Monitoring keadaan ibu dan janin
5.Lakukan persiapan alat persalinan
6.Ajarkan pada ibu cara meneran

VI.             PELAKSANAAN
1.      Menginformasikan keadaan ibu dan hasil pemeriksaan, ibu sudah menandakan akan bersalin dengan pembukaan 5 cm, ketuban belum pecah, janin baik.
Vital sign :
TD             : 110/70 mmHg
Pols           : 80 x/menit
RR             : 20 x/menit
Temp         : 37 0C
2.      Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan normal
3.      Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi teh manis sebanyak 200 cc sesuai kebutuhan ibu
4.      Menganjurkan kepada ibu cara mengedan dengan cara menarik nafas panjang dan dibatukkan.
5.      Menyiapkan persiapan alat-alat persalinan
-      BAK INSTRUMEN, berisi :
a.      Partus Set
A 2 pasang handscone
A 2 pasang arteri klem
A 1 buah gunting tali pusat
A 1 benang tali pusat
A 1 buah ½ koher
A 1 buah alas bokong steril
A Kain kassa steril secukupnya



b.      Heacting Set
A  1 pasang handscone
A  1 buah nald powder
A  1 buah nald hecting
A  1 buah pinset anatomis
A  1 buah pinset Cirurguis
A  Benang cut gut
A  Kain kassa steril secukupnya
c.       Emergency Set
A Kateter nelaton
A Slim secher
A Gunting episiotomi
-      PERLENGKAPAN IBU,BAYI DAN PENOLONG:
A  Kaca mata
A  Masker
A  Penutup kepala
A  Celemek
A  Under head
A  Handuk ibu
A  Gurita, baju & popok bayi
A  Kain bedong bayi
A  Sarung
A  Baju ibu
A  Doek
-      PERSIAPAN OBAT-OBATAN, yaitu :
A  Oxitosin 10 UI
A  Lidocain 10%
A  Infus set
A  Spuit 3 dan 10 cc
A  Kapas alkohol pada tempatnya
-      ALAT-ALAT NON STERIL, yaitu :
A Nierbekken
A Korentang dalam tempatnya
A Kain berisi kapas cebok
A Kain berisi chlorin 0,5%
A Kom berisi larutan DTT
A Piring plasenta
A Sarung tangan rumah tangga
A Semprot chlorin 0,1%
A Pispot
A Tempat sampah basah
A Tempat sampah kering
A Tempat sampah tajam
A Monoral
A Washlap
A Sepatu boot
A Handuk good morning
A Stetoskop
A Tensi meter
A Temperatur
-      ALAT-ALAT RESUSITASI, yaitu :
A Sungkup
A Mukus
A 1 botol besar berisi air untuk mengukur tekanan 30 ml
A 1 botol kecil berisi air untuk mengukur tekanan 20 ml
A Kassa steril
A Meja resusitasi
A Ganjalan kepala

VII.          EVALUASI
Pukul : 16. 00Wib
1.      Keadaan umum ibu baik dengan vital sign :
TD             : 120/70 mmHg
Pols           : 80x/menit
RR             : 20x/menit
Temp         : 37 0C
2.      Keadaan janin baik dengan DJJ 140x/menit dan Kemajuan persalinan his kuat 3 x /10 menit
3.      Kebutuhan nutrisi ibu telah terpenuhi
4.      Alat-alat persalinan ibu telah disediakan
5.      Adanya perasaan ingin meneran
6.      Hasil monitor terlampir dalam partograf

DATA PERKEMBANGAN KALA II
Pukul   : 16.10 WIB
I.                   PENGKAJIAN
Data Subjektif :
-      Ibu mengatakan ingin BAB
-      Ibu mengeluh mules semakin kuat
Data Objektif
-      His kuat 3x/10 menit dengan durasi 40 detik
-      Tekanan anus
-      Perineum menonjol
-      Vulva membuka
-      Pembukaan lengkap
-      Portio tidak teraba lagi
-      Penurunan kepala 0/5
-      Posisi UUK kanan depan

II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa      :  Ibu inpartu kala II
Data Dasar   :  -  His ada, frekuensi 3x/10 menit
-    VT :
·         Pembukaan serviks 10 cm
·         Portio tidak teraba lagi
·         Tekanan pada anus
·         Perineum menonjol
·         Vulva membuka
·         Ketuban dipecahkan, warna jernih

Data Dasar   :  kepala telah tampak di vulva dan ibu meneran
Kebutuhan   :  bantu proses persalinan normal
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
Menolong persalinan normal
V.                PERENCANAAN
1.       Informasikan tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2.       Berikan support mental pada ibu
3.       Berikan cairan dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan ibu
4.       Berikan infomed concent pada keluarga dan suami
5.       Anjurkan ibu mengatur posisi yang menurut ibu nyaman
6.       lakukan penanganan bayi

VIII.       PELAKSANAAN
1)      Menginformasikan keadaan ibu dan hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang berada pada proses persalinan, kepala bayi telah lahir tetapi bahu belum lahir
TD             : 110/80 mmHg
Pols           : 100 x/mnt
RR             : 20 x/mnt
Temp         : 37 0C
2)      Memberikan support mental untuk meyakinkan ibu bahwa proses persalinan akan berjalan normal
3)      Memberikan cairan dan nutrisi yang cukup dengan memberi teh manis sebanyak 200 cc sesuai kebutuhan ibu
4)      Memberikan infomed concent pada ibu dan suami agar menyetujui tindakan yang akan dilakuakan
5)      Menganjurkan pada ibu untuk mengatur posisi yang menurut ibu nyaman
6)   Penanganan bayi
·         Melakukan penilaian Apgar
·         Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan tangan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (ekstensi) bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan.
·         Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
·         Berikan bayi pada ibu untuk inisiasi menyusui dini (IMD), kemudian kita melihat apakah ada anak kedua
·         Kemudian ibu disuntik Oxytosin 10 IU/IM.
·         Menjepit tali pusat diantara kedua klem menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus ke bayi.
·         Melakukan pengurutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem kedua kira-kira 2 cm dari klem pertama.
·         Memegang tali pusat diantara jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem
·         Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering
·         Membungkus bayi hingga kepala

VI.             EVALUASI
Pukul : 16.20 Wib
1.      Bayi lahir spontan, aterm, LBK, segera menangis, air ketuban jernih, bayi sehat, tidak asfiksia, dan kelainan kongenital tidak ada
2.      Keadaan umum ibu baik, ibu memasuki kala III
3.      Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, volume perdarahan ± 150 cc
4.      Sudah dilakukan bonding attachment, tanda-tanda hipotermi tidak ada
5.      Bayi sudah disusukan oleh ibunya
6.      Keadaan janin baik
BB   : 3600 gr
PB    : 49 cm
JK    : Perempuan

DATA PERKEMBANGAN KALA III
Pukul : 16.25 Wib
I.                   PENGKAJIAN
Data Subjektif :
Ibu mengeluh rasa mules
Data Objektif :
1.      Keadaan umum ibu baik
Vital Sing :
TD             : 120/80 mmHg
Pols           : 80 x/menit
RR             : 20 x/menit
Temp         : 36,5 0C
2.      TFU          : Setinggi pusat
3.      Tali pusat memanjang, sedikit semburan darah, kontraksi uterus baik, uterus globuler
4.      Konsistensi uterus            : Keras
5.      Kontraksi uterus               : Adekuat
6.      Perdarahan                       : ± 100 cc
7.      Laserasi jalan lahir            : Tidak ada






II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa       :  Ibu parturen Kala III
Data Dasar    :  -  Tali pusat memanjang
-  Sedikit semburan darah yang tiba-tiba
-  Kontraksi uterus baik
Masalah        :  Perut ibu mules
Data Dasar   : Ibu mengeluh perutnya sakit
Kebutuhan   :  Lahirkan plasenta
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
 Tidak ada
IV.             TINDAKAN SEGERA
Pemberian Oxytosin 10 IU/IM
V.                PERENCANAAN
1. Letakkan (dekatkan) piring penampung plasenta
2. Kaji  tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lakukan manajemen aktif kala III
4. Massase perut ibu
5.Awasi perdarahan

VI.             PELAKSANAAN
1. Meletakkan piring penampung plasenta ke dekat ibu
2. Mengkaji tanda-tanda pelepasan plasenta
-      Tali pusat bertambah panjang
-      Adanya semburan darah secara tiba-tiba
-      Uterus globuler
-      Konsistensi uterus keras
3. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis dan menekan di atas simpisis ke arah dorso kranial dan tangan kanan menarik tali pusat sejajar dengan lantai
4. Memassase perut ibu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta.
5. Mengawasi terjadinya perdarahan

VII.          EVALUASI
Tanggal : 15-06-2011  Pukul : 16.30 Wib
1. Plasenta sudah lahir lengkap
2. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kontraksi uterus baik

DATA PERKEMBANGAN KALA IV
Pukul  : 16.40 Wib
I.                   PENGKAJIAN
Data Objektif :
-      Ibu mengatakan rasa nyeri kembali lagi
Data Subjektif :
-      Plasenta sudah lahir          - Perdarahan ± 100 cc
-      Kontraksi uterus baik        - TFU 2 jari di bawah pusat

II.                IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa      :  Ibu parturient Kala IV
Data Dasar   :  -  Plasenta sudah lahir lengkap
-    TFU 2 jari di bawah psuat
-    Kontraksi uterus baik
Masalah        :  Ibu lelah
Data Dasar   : Ibu baru selesai melahirkan
Kebutuhan   :  -  Beri nutrisi dan cairan
-    Istirahat

III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
PPH
IV.             TINDAKAN SEGERA
Observasi keadaan umum ibu
V.                PERENCANAAN
Pukul : 17.40 Wib
1. Informasikan observasi keadaan umum ibu
2. Observasi keadaan ibu
3. Bersihkan ibu dari darah
4. Beri nutrisi dan cairan pada ibu
5. Pindahkan ibu ke ruang nifas
VI.             PELAKSANAAN
1.       Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil tindakan yang  telah dilakukan yaitu bayi telah dilahirkan beserta plasentanya.
2.       Mengobservasi keadaan ibu 2 jam kala IV di mana pada 1 jam pertama 1 x 15 menit dan jam kedua 1 x 30 menit dengan memantau vital sign perdarahannya dan kontraksi uterus serta Vulblass dll.
3.       Membersihkan ibu dengan mengelap darah dengan air DTT dan memakaikan bajunya beserta doeknya
4.       Memindahkan ibu ke ruang nifas
5.       Memberikan ibu makanan dan minuman sesuai kebutuhan.

VII.          EVALUASI
Pukul : 17 Juni 2011
1.      Keadaan umum ibu baik, vital sign :
TD             : 120/70 mmHg
Pols           : 80 x/i
RR             : 22 x/i
Temp         : 37 0C
2.      Perdarahan ± 100 cc dan cairan dan nutrisi telah terpenuhi
3.      Ibu telah dibersihkan
4.      Ibu telah dipindahkan ke ruangan nifas
5.      Hasil semuanya dicatat ke dalam partograf
























BAB IV
KESIMPULAN

1.      Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan pada asuhan kebidanan pada ibu bersalin harus dilakukan pengkajian data dengan sangat teliti dan selengkap mungkin. Data yang diperoleh ini adalah diperlukan untuk melakukan tindakan atau langkah selanjutnya. Dan dari analisa data hasil pengkajian maka akan ditemukan suatu diagnosa atau masalah dari klien. Kemudian kita lakukan rencana tindakan. Tetapi disini pelaksanaan tindakan haruslah disesuaikan dengan prioritas masalah dan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Kemudian setelah itu kita lakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan untuk melihat dan memberikan penilaian terhadap kelancaran atau beasil tidaknya asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

2.      Saran
a.       Bidan
Bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus sesuai dengan standar asuhan kebidanan sehingga masalah yang dihadapi klien dapat cepat teratasi.
b.      Klien
Klien harusnya dapat bekerja sama dengan lebih baik dengan petugas kesehatan.






Tidak ada komentar :

Posting Komentar