Siklus menstruasi atau
haid tidak sama pada setiap wanita. Meskipun rata-rata sekitar 28 hari, namun
tapi ada juga yang 24 hari, 30 hari, bahkan 35 hari. Siklus yang nggak teratur
itu biasa kok terjadi pada wanita yang baru saja mengalami menstruasi. Tubuh
kita butuh waktu untuk melakukan penyesuaian pada kebiasaan baru. Jadi, bisa
aja tuh siklus menstruasi kita adalah 28 hari selama 3 bulan, tapi tiba-tiba
berubah pada bulan berikutnya, atau malah nggak menstruasi selama sebulan.
Setelah beberapa tahun, siklus ini
akan semakin teratur. Siklus menstruasi seorang wanita dihitung mulai dari hari
pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari pertama menstruasi di bulan
berikutnya. Jadi, kalau seorang wanita mengalami menstruasi pada tanggal 2 Mei,
lalu yang berikutnya jatuh pada tanggal 31 Mei, maka siklus menstruasinya
berlangsung selama 31 dikurangi 2, yaitu 29 hari. Jadi, biasakan untuk menandai
kalender pada tiap hari pertama menstruasi, per bulannya. Selama menstruasi,
darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat
vagina, ternasuk juga sel telur yang mati karena nggak dibuahi oleh sperma.
Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita. Ada yang hanya 2
atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih di bawah 15 hari, masih
normal kok. Banyaknya cairan yang terbuang juga berbeda dari satu cewek ke
cewek lain. Meskipun kita suka shock melihat banyaknya darah yang keluar, tapi
sebenarnya itu wajar dan nggak bakal bikin kita jadi anemia (kekurangan darah).
Tepat pada hari terakhir menstruasi, tubuh kita mulai
melepaskan hormon yang memerintahkan rahim untuk menerima sel telur baru dari
ovarium. Rahim pun menyiapkan diri dengan kembali menebalkan dindingnya dengan
darah dan berbagai nutrisi yang diperlukan oleh sel telur agar bisa berkembang.
Proses ini berlangsung sampai dengan hari ke-14 (ingat, hari ke-1 adalah hari
pertama menstruasi kita). Tepat pada pertengahan siklus (kalau siklus kita 30
hari, berarti pada hari ke-15), dimulailah ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan
sel telur dari ovarium ke rahim melalui saluran yang namanya tuba fallopi.
Selama beberapa hari (biasanya sampai hari ke-21), sel telur akan melakukan
perjalanan menuju rahim, sambil menanti dibuahi oleh sperma. Saat inilah yang
dikenal sebagai masa subur.
Cara Menguji Kesehatan Vagina
Cara Menguji Kesehatan Vagina
Berikut ini perlu untuk diketahuan banyak oleh wanita indonesia, Menurut Dr.Paul Summers dari Fakultas Kedokteran Universitas Utah, Amerika Serikat telah menyusun 3 tes sederhana untuk mendeteksi infeksi vagina stadium tinggi. Tes ini bisa dilakukan sendiri di rumah. Tertulis dalam sebuah situs kesehatan, bahwa dengan tes sederhana ini, Dr. Summers dan koleganya secara tepat berhasil mengidentifikasi 41 dari 47 perempuan yang terkena infeksi vagina. Tingkat ketepatan tes ini sebesar 87 pasien.
Tes 1 Periksalah vagina atau cairan vagina Anda. Jika baunya tidak sedap
atau lain dari biasanya, itu pertanda gejala bacterial vaginosis (infeksi
vagina yang disebabkan oleh bakteri)
Tes 2 Ambil setetes hydrogen peroxide (larutan 3 %). Larutan ini umumnya
dijual di toko bahan kimia atau farmasi. Campur larutan dengan lendir vagina
yang baru dan letakkan di atas kaca bersih. Jika campuran berbusa, berarti
menunjukkan enzim katalase dalam sel darah putih yang sedang melawan infeksi
bakteri pada vagina. Hal ini jelas menandakan tengah terjadi pada infeksi di
vagina.
Tes 3 Lakukan uji keasaman vagina
untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi jamur. Caranya dengan menyentuhkan kertas
pH pada cairan vagina. Kertas pH bisa Anda beli di toko farmasi atau bahan
kimia. Bila pH menunjukkan angka jauh kurang dari 7 pada skala pH, menandakan
telah terjadi infeksi jamur karena lingkungan vagina yang terlalu asam
Tidak ada komentar :
Posting Komentar