Silahkan Pilih Warna Latar Blog ini Sesuai Dengan kenyamanan Yang Anda Suka
 photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif  photo animated_favicon_zpsb3f0fb43.gif

Senin, 29 Juli 2013

Masalah Inkompetensi Serviks Pada Ibu Hamil

Inkompetensi Serviks Pada Ibu Hamil

Ada suatu kondisi yang merupakan komplikasi kehamilan, disebut Inkompetensi Serviks. Inkompetensi serviks adalah suatu kondisi dimana mulut rahim (serviks) mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya, sehingga tidak bisa menahan janin, dan mengakibatkan terjadinya keguguran atau kelahiran prematur. Kasus ini biasa terjadi tanpa disertai rasa nyeri, dan umumnya terjadi pada trimester 2 dan 3 kehamilan.
Beberapa faktor risiko dipercaya merupakan penyebab terjadinya kondisi inkompetensi serviks tersebut, diantaranya :
  • Riwayat inkompetensi serviks sebelumnya
  • Trauma atau riwayat prosedur melalui mulut rahim
  • Konisasi atau biopsi mulut rahim
  • Kelainan anatomis mulut rahim
Selain faktor-faktor di atas, infeksi juga dicurigai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya inkompetensi serviks. Sedangkan metode atau prosedur dilakukannya kuret seharusnya tidak menimbulkan kemungkinan inkompetensi serviks.
Ketika seorang wanita hamil mengalami kasus ini, maka ada kemungkinan kasus ini dapat berulang di kehamilan berikutnya. Itulah sebabnya perlu untuk dilakukan diagnosa secara pasti oleh dokter kandungan. Dan biasanya jika terjadi kemungkinan kasus inkompetensi serviks, maka dokter akan memasang cerclage (setelah usia kehamilan 14 minggu), untuk menahan mulut rahim tidak membuka dan melebar (dilatasi). Bahkan kadang juga ditambah dengan dijahit di sekitar daerah mulut rahim, dan nanti jahitan akan dibuka sekitar usia kehamilan 37 minggu untuk persiapan persalinan.
Peristiwa serviks inkompetensi termasuk jarang terjadi, akan tetapi dapat menyebabkan gagalnya kehamilan secara berulang, terutama pada kehamilan trimester 2 dan awal trimester 3. Kejadian serviks inkompeten di Indonesia masih langka untuk dilaporkan. Diagnosis dini serviks inkompeten masih susah, juga pengelolaan serviks inkompeten dengan serklase serviks masih kontroversial.
Tujuan utama penelitian ini merupakan mengetahui kejadian persalinan pada umur kehamilan cukup bulan dari ibu hamil dengan serviks inkompeten yang dilakukan serklase serviks dan tujuan lain mengetahui angka kejadian, data karakteristik, aspek klinis (pola diagnosis) penderita serviks inkompeten dan komplikasi tindakan serklase.
Tindakan serklase serviks pada ibu hamil dengan serviks inkompeten dilakukan pada umur kehamilan 12-28 minggu dan rata-rata 18.85(3.70) minggu. Hasil ini berbeda bermakna(p<0.05). Angka kelangsungan hidup bayi sebesar 58/62(93.5%) dan angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum dilakukan serklase (14.5%). Macam persalinan : 18/62(29.0%) mengalami persalinan tindakan, 12/62(19.4%) diantaranya dilakukan bedah Caesar.
Kejadian persalinan pada umur kehamilan cukup bulan dari ibu hamil dengan serviks inkompeten yang dilakukan serklase dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak menderita serviks inkompeten masih lebih rendah. Keterbatasan penelitian ini merupakan belum dapat menyingkirkan faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan dan penting terhadap kejadian persalinan preterm, selain serviks inkompeten yang dilakukan serklase.
Inkompetensi serviks juga merupakan penyebab abortus habitualis trimester kedua kehamilan. Meskipun beberapa kasus inkompetensi serviks melibatkan faktormekanik seperti hipoplasia serviks kongenital, riwayat operasi serviks, dan traumaserviks yang luas, kebanyakan wanita dengan diagnosis klinis serviks inkompetenmemiliki anatomi serviks yang normal.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar